1.
Hukum Sholat Dhuha
Syaikh bin Baaz menjawab :
Sholat duha adalah Sunnah muakadah,
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam melakukannya dan membimbing para sahabtanya
untuk mengerjakannya. ( Majmuu’ al-Fataawaa
11/396)
2.
Keutamaan SHolat Dhuha
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
:
“ Setiap persendian salah seorang dari kalian
wajib mengeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah,setiap tahmid
adalah sedekah,setiap tahlil adalah sedekah,setiap takbir adalah sedekah,setiap
amar ma’ruf nahi mungkar adalah sedekah. Dan dua raka’at dhuha sudah cukup
untuk menggantikan semua itu” . (HR Muslim)
3.
Waktu sholat dhuha
Syaikh bin Baaz rahimahulloh menjawab :
Waktunya sejak matahari naik seukuran satu
tombak hingga matahari tegak sebelum tergelincir. Namun yang paling utama
adalah mengerjakan shalat dhuha sesudah panas menyengat. Ini adalah shalat
awwabiin. (Majmu Al-fataawaa 11/396)
4.
Kapan waktu dimulainya shalat dhuha dan kapan
berakhirnya berdasarkan hitungan menit ?
Syaikh ibnu utsaimin rahimahulloh menjawab
:
Sejak matahari meninggi seukuran satu
tombak,yakni sekitar seperampat atau sepertiga jam sesudah terbitnya,hingga
sebelum matahari tergelincir antara sepuluh hingga lima menit saja.(Majmu
Al-fataawaa 14/306)
5.
Berapa jumlah rakaat sholat dhuha ?
Syaikh bin Baaz raohimahulloh menjawab :
Shalat dhuha minimal dua rakaat jika
mengerjakan empat rakaat,enam rakat,delapan rakaat atau lebih dari itu maka
tidak apa-apa sesuai kemudahan yang ada, dan tidak ada batasan tertentu (majmu Al-fatawaa
11/399)
Syaikh ibnu utsaimin menjawab :
Sholat dhuha minimal dua rakaat adapun
maksimalnya maka tidak ada batasan tertentu. Seseorang bisa mengerjakannya
sesuai semangatnya. (Majmu Al-faatawaa 14/305)
Sholat dhuha minimal dua raka’at dan tidak
ada batasan maksimalnya. Namun, yang paling utama ialah tidak melaksanakanny
lebih dari delapan rakaat dan salam pada tiap-tiap dua raka’at. Tidak
sepatutnya menggambungkan dengan satu salam. (Al-lajnah Ad-dhaimah 6/145)
6.
Apakah disunahkan shalat dhuha setiap hari ?
Syaikh bin Baaz rahimahulloh menjawab :
Shalat dhuha adalah Sunnah setiap hari.
(Majmu’ Al-faatawaa 30/59)
Syaikh ibnu utsaimin rahimahulloh menjawab
:
Secara zahirnya bahwa sholat dhuha adalah Sunnah
mutlak selamanya (Asy-syarbul Mumti’ 4/83)
7.
Apa perbedaan antara sholat isyraaq dan sholat
dhuha ?
Shalat Sunnah isyraaq adalah sholat shuha
tapi engkau menunaikannya dengan segera sejak matahari terbit dan naik seukuran
satu tombak. Jika itu dilakukan diakhir wakatuatau ditengah waktu,maka itu
adalah sholat dhuha (Liqaa-ul Baab al-Maftuub)
8.
Kapan waktu yang paling utama untuk melaksanakan
sholat dhuha ?
Waktu sholat dhuha yang paling utama ialah
ketika anak-anak unta mulai kepanasan,yaitu ketika waktu dhuha sedang menyengat
sebelum matahari tegak (ditengah) . (Al-lajnah ad-Dhaimah 6/148)
9.
Apa hokum sholat Sunnah secara berjamaah seperti
sholat dhuha ?
Tidak apa mengerjakan sebagian sholat Sunnah
secara berjamaah. Tapi ini tidak boleh dijadikan sebagai Sunnah yang rutin.
Setiap kali mereka mengerjakan sholat Sunnah mereka melakukannya secara
berjamaah. (Majmu’ al-faatawaa 14/335)
10.
Apakah sholat ‘idain (dua hari raya) atau
istisqa’ bisa menggantikan sholat dhuha ataukah tidak ?
Sholat ‘idain (dua hari raya) atau istisqo
tidak bisa menggantikan sholat dhuha. (al-lajnah ad-daaimah 7/256)
11.
Disinyalir dari hadist dari Nabi Shallallahu’alaihi
wa sallam,
“Barang siapa shalat shubuh berjama’ah
kemudian duduk untuk berzikir kepada Alloh hingga terbit matahari,kemudian
shalat dua raka’at, maka ia mendapatkan seperti pahala haji dan umrah
sempurna,sempurna,sempurna”
Apakah dua raka’at ini adalah sholat dhuha
?
Jawaban :
Dua raka’at yang disebutkan dalam hadist
tersebut adalah sholat dhuha,tapi kedua raka’at itu memiliki keutamaan yang
khusus karena keduanya berkaitan dengan duduknya ditempat sholatnya sesudah
sholat shubuh hingga matahari naik. (Al-lajnah ad-dhaimah 6/148)
12.
Apakah orang yang berpergian disyariatkan sholat
dhuha ?
Dianjurkan melaksanakan shalat dhuha bagi
musafir dan selainnya. (Al-lajnaah ad-dhaimah 6/151)
13.
Apakah ada sholat yang disebut dengan sholat
awwabiin ?
Shalat awwabiin adalah sholat dhuha ketika
panas matahari telah menyengat. (Al-lajnah ad-dhaaimah 6/154)
14.
Apakah puasa ayyamul biidh (tiga hari setiap
bulan) itu gugur pada saat melakukan berpergian ataukah harus menggantinya
pada hari-hari yang lain dari bulan itu,demikian pula halnya holat dhuha ?
Shalat dhuha dan puasa ayyamul bidh adalah
kesunnahan,yang tidak diwajibkan baik pada saat bermukim maupun pada saat
berpergian.Bahkan,siapa yang melkukannya maka ia mendapatkan pahala,dan siapa
yang meninggalkannya maka ia tidak berdosa baik pada saat bermukim maupun berpergian.
(Al-lajnah ad-dhaimah 6/456)
15.
Apakah menjaharkan bacaan sholat dhuha ataukah
melebutkan bacaanya ?
Syaikh bin Baaz rahimahulloh menjawab
:sholat siang hari,seperti shalat dhuha sunnahnya adalah dilembutkan bacaannya.
(Majmu’ al-fataawaa (11/127)
16.
Apakah sholat dhuha bisa di qadha’ jika waktunya
sudah lewat ?
Sholat dhuha jika sudah habis waktunya maka
sudah lewat ,karena Sunnah dhuha terikat pada waktu tersebut. (Majmu’
Al-fataawaa 11/127)
Disalin sebagian dari buku : “Tuntunan Lengkap Sholat Dhuha”
Penerbit : Pustaka Ibnu Umar
Penulis
: DR Sa’id bin ‘ali bin wahf al-qahthani
tes
BalasHapus