Rabu, 12 Oktober 2016

Fatwa Seputar Sholat Dhuha



1.      Hukum Sholat Dhuha

Syaikh bin Baaz menjawab :
Sholat duha adalah Sunnah muakadah, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam melakukannya dan         membimbing para sahabtanya untuk mengerjakannya. ( Majmuu’ al-Fataawaa  11/396)

2.      Keutamaan SHolat Dhuha

Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ Setiap persendian salah seorang dari kalian wajib mengeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah,setiap tahmid adalah sedekah,setiap tahlil adalah sedekah,setiap takbir adalah sedekah,setiap amar ma’ruf nahi mungkar adalah sedekah. Dan dua raka’at dhuha sudah cukup untuk menggantikan semua itu” . (HR Muslim)

3.       Waktu sholat dhuha

Syaikh bin Baaz rahimahulloh menjawab :

Waktunya sejak matahari naik seukuran satu tombak hingga matahari tegak sebelum tergelincir. Namun yang paling utama adalah mengerjakan shalat dhuha sesudah panas menyengat. Ini adalah shalat awwabiin. (Majmu Al-fataawaa 11/396)

4.       Kapan waktu dimulainya shalat dhuha dan kapan berakhirnya berdasarkan hitungan menit ?

Syaikh ibnu utsaimin rahimahulloh menjawab :

Sejak matahari meninggi seukuran satu tombak,yakni sekitar seperampat atau sepertiga jam sesudah terbitnya,hingga sebelum matahari tergelincir antara sepuluh hingga lima menit saja.(Majmu Al-fataawaa 14/306)

5.       Berapa jumlah rakaat sholat dhuha ?

Syaikh bin Baaz raohimahulloh menjawab :

Shalat dhuha minimal dua rakaat jika mengerjakan empat rakaat,enam rakat,delapan rakaat atau lebih dari itu maka tidak apa-apa sesuai kemudahan yang ada, dan tidak ada batasan tertentu (majmu Al-fatawaa 11/399)

Syaikh ibnu utsaimin menjawab :

Sholat dhuha minimal dua rakaat adapun maksimalnya maka tidak ada batasan tertentu. Seseorang bisa mengerjakannya sesuai semangatnya. (Majmu Al-faatawaa 14/305)

Sholat dhuha minimal dua raka’at dan tidak ada batasan maksimalnya. Namun, yang paling utama ialah tidak melaksanakanny lebih dari delapan rakaat dan salam pada tiap-tiap dua raka’at. Tidak sepatutnya menggambungkan dengan satu salam. (Al-lajnah Ad-dhaimah 6/145)

6.       Apakah disunahkan shalat dhuha setiap hari ?

Syaikh bin Baaz rahimahulloh menjawab :
Shalat dhuha adalah Sunnah setiap hari. (Majmu’ Al-faatawaa 30/59)

Syaikh ibnu utsaimin rahimahulloh menjawab :
Secara zahirnya bahwa sholat dhuha adalah Sunnah mutlak selamanya (Asy-syarbul Mumti’ 4/83)

7.       Apa perbedaan antara sholat isyraaq dan sholat dhuha ?

Shalat Sunnah isyraaq adalah sholat shuha tapi engkau menunaikannya dengan segera sejak matahari terbit dan naik seukuran satu tombak. Jika itu dilakukan diakhir wakatuatau ditengah waktu,maka itu adalah sholat dhuha (Liqaa-ul Baab al-Maftuub)

8.       Kapan waktu yang paling utama untuk melaksanakan sholat dhuha ?

Waktu sholat dhuha yang paling utama ialah ketika anak-anak unta mulai kepanasan,yaitu ketika waktu dhuha sedang menyengat sebelum matahari tegak (ditengah) . (Al-lajnah ad-Dhaimah 6/148)

9.       Apa hokum sholat Sunnah secara berjamaah seperti sholat dhuha ?

Tidak apa mengerjakan sebagian sholat Sunnah secara berjamaah. Tapi ini tidak boleh dijadikan sebagai Sunnah yang rutin. Setiap kali mereka mengerjakan sholat Sunnah mereka melakukannya secara berjamaah. (Majmu’ al-faatawaa 14/335)

10.   Apakah sholat ‘idain (dua hari raya) atau istisqa’ bisa menggantikan sholat dhuha ataukah tidak ?

Sholat ‘idain (dua hari raya) atau istisqo tidak bisa menggantikan sholat dhuha. (al-lajnah ad-daaimah 7/256)

11.   Disinyalir dari hadist dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam,
“Barang siapa shalat shubuh berjama’ah kemudian duduk untuk berzikir kepada Alloh hingga terbit matahari,kemudian shalat dua raka’at, maka ia mendapatkan seperti pahala haji dan umrah sempurna,sempurna,sempurna”
Apakah dua raka’at ini adalah sholat dhuha ?

Jawaban :
Dua raka’at yang disebutkan dalam hadist tersebut adalah sholat dhuha,tapi kedua raka’at itu memiliki keutamaan yang khusus karena keduanya berkaitan dengan duduknya ditempat sholatnya sesudah sholat shubuh hingga matahari naik. (Al-lajnah ad-dhaimah 6/148)

12.   Apakah orang yang berpergian disyariatkan sholat dhuha ?

Dianjurkan melaksanakan shalat dhuha bagi musafir dan selainnya. (Al-lajnaah ad-dhaimah 6/151)

13.   Apakah ada sholat yang disebut dengan sholat awwabiin ?

Shalat awwabiin adalah sholat dhuha ketika panas matahari telah menyengat. (Al-lajnah ad-dhaaimah 6/154)

14.   Apakah puasa ayyamul biidh (tiga hari setiap bulan) itu gugur pada saat melakukan berpergian ataukah harus menggantinya pada hari-hari yang lain dari bulan itu,demikian pula halnya holat dhuha ?

Shalat dhuha dan puasa ayyamul bidh adalah kesunnahan,yang tidak diwajibkan baik pada saat bermukim maupun pada saat berpergian.Bahkan,siapa yang melkukannya maka ia mendapatkan pahala,dan siapa yang meninggalkannya maka ia tidak berdosa baik pada saat bermukim maupun berpergian. (Al-lajnah ad-dhaimah 6/456)

15.   Apakah menjaharkan bacaan sholat dhuha ataukah melebutkan bacaanya ?

Syaikh bin Baaz rahimahulloh menjawab :sholat siang hari,seperti shalat dhuha sunnahnya adalah dilembutkan bacaannya. (Majmu’ al-fataawaa (11/127)

16.   Apakah sholat dhuha bisa di qadha’ jika waktunya sudah lewat ?

Sholat dhuha jika sudah habis waktunya maka sudah lewat ,karena Sunnah dhuha terikat pada waktu tersebut. (Majmu’ Al-fataawaa 11/127)


Disalin sebagian dari buku  : “Tuntunan Lengkap Sholat Dhuha”
Penerbit  : Pustaka Ibnu Umar
Penulis : DR Sa’id bin ‘ali bin wahf  al-qahthani
 

1 komentar: